Welcome :)

Semoga menikmati tulisan sederhanaku ;)

Jumat, 16 November 2012

Ketakutanku :')

Hari ini kita membatalkan semua rencana yang sudah di buat, dari mulai jalan sampai pergi nonton. Maaf karena aku membatalkannya, maaf karena aku telah membuat kamu kecewa atas keputusanku. Tapi sungguh, ini bukan inginku. Kalau saja hari ini tidak ada acara keluarga yang begitu dadakan, mungkin kamu tidak perlu kecewa. Maaf :')

Yah hari ini kita tidak diberi kesempatan untuk bertatap muka, padahal ini waktu yang kita tunggu-tunggu dan harus kita manfaatkan, mengingat dengan status hubungan kita yang terhalang oleh jarak, we're in long distance relationship. Tapi apa daya Tuhan tidak mengizinkan.

Sepanjang hari aku menghabiskan waktu untuk menatap layar handphone, saling bertautan denganmu lewat bbm dan sosial media lainnya. Ini terasa aneh, biasanya kita melakukannya karena kita jauh. Tapi sekarang kita sedang berada di satu kota bahkan hanya ditempuh waktu dalam 5 menit, seharusnya kita sudah bisa bertemu. Sekali lagi, maafkan aku sayang :')

Sambil mengistirahatkan badan karena lelah akibat kegiatan acara keluargaku, kita saling mengungkapkan kata-kata indah, kata-kata yang tidak akan terasa hangat jika bukan kamu yang mengungkapkannya. Kata-kata yang selalu membuatku tersenyum dan merasa bahwa akulah satu-satunya wanita yang sangat beruntung karena memilikimu. Terimakasih sayang.

Di tengah perbincangan kita, kamu melontarkan satu kata yang benci aku dengar, yang selalu membuatku merasa panas. Yah, kamu menyebut nama DIA! Dia yang sempat merebutmu dariku, dia yang pernah berhasil membuatku menjadi wanita kedua dihatimu, dia yang menyebabkan cinta dan kasih sayangmu terbagi kepadaku. Dia! Aku benci ketika kamu menyebutnya.

Sayang, aku tahu niatmu hanya bercanda, aku tahu kamu tak sampai hati menyebutnya, aku tahu kamu tidak bermaksud membuatku marah dan merasa cemburu. Tapi maafkan aku, emosiku tidak stabil ketika mendengar namanya, emosiku selalu memuncak ketika seluruh panca indraku berhubungan dengan semua tentangnya. Maafkan aku yang tidak bisa mengontrol emosiku. Maafkan aku yang merusak perbincangan kita, maafkan aku yang telah merusak hari kita. Maafkan aku yang telah membuatmu marah.

Aku hanya takut, sayang. Aku takut dia mengambilmu dariku lagi. Aku sempat kehilanganmu dalam waktu setahun karena kamu lebih memilih bersamanya. Aku tidak ingin itu terjadi lagi. Mengertilah, aku hanya kekasihmu yang terlalu takut untuk kehilanganmu.

Hari ini aku sudah banyak mengecewakanmu. Hari ini aku telah banyak mengeluarkan kata "maaf" dari mulutku. Aku harap kamu tidak bosan memaafkan kesalahanku, semoga pintu maafmu tidak pernah tertutup untukku.

"Sorry! I love you and i'm afraid to lose you, again"




you're girlfriend

Kamis, 15 November 2012

K A M U !

"KAMU, KAMU, YAH KAMU !"

Ya cuma kamu, kamu dan kamu yang selalu aku sebut. Kamu itu bagaikan virus dalam otakku. Secanggih apapun antivirus yang aku gunakan, kamu berhasil masuk lagi, lagi dan lagi.

Dulu aku sempat berpikiran untuk melupakan dan pergi menjauh dari kamu, dulu aku sempat membuat benteng pertahanan dalam diriku untuk tidak menghiraukan dan memikirkan kamu. Usahaku hampir berhasil, bahkan mendekati keberhasilan itu. Tapi dengan 1 kali pesan yang masuk dalam inbox handphone-ku , kamu berhasil menggoyahkan semuanya, bukan menggoyahkan mungkin lebih tepat lagi meruntuhkan!

Aku ingat ketika aku mendengarkan lagu yang dibawakan oleh Titi Dj feat Agnes Monica. Mungkin begitulah perasaanku kepadamu, mungkin itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan tentang aku kepadamu. Aku sangat menyukai lirik pada bagian ini,
hanya cinta yang bisa
menaklukan dendam
hanya kasih sayang tulus
yang mampu menyentuh
hanya cinta yang bisa
mendamaikan benci
hanya kasih sayang tulus
yang mampu menembus ruang dan waktu
ya karena itu yang aku lakukan kepadamu. Tepat seperti lirik itu!
Kamu! Pergi menghilang bahkan aku tidak pernah menyadari kepergianmu. Hanya perih yang tertinggal, hanya kenangan yang masih terkenang. Hanya air mata yang menemani. Hanya aku, disini, sendiri tanpa ada yang menyadari kerapuhanku, tanpa ada yang mendengar jerit tangis kehilanganmu.

Kamu! Datang dengan mudahnya, datang tanpa aku mengundangmu, datang bahkan sebelum lukaku kering, datang dengan membawa senyuman tanpa kamu tahu tangisan yang aku sembunyikan.

Mungkin ini kebodohan yang menurutku sebuah ketulusan. Dengan mudahnya aku menyambutmu, dengan mudahnya aku memercayaimu, dengan mudahnya aku menyandarkan segala harapanku kepadamu. Ya tapi inilah aku, aku yang terlalu mencintaimu.